Surat sahabat
19 july 2009
Persahabatan
bukanlah sebuah petaka bagiku, tapi untukku persahabatan adalah hal yang
sangat indah, bahkan terlalu indah jika harus di devinisikan dengan
beribu kata-kata manis. Seperti hal nya persahabatanku dengannya,
kebahagiaanku yang hilang dalam hitungan detik,
Persahabatan berarti sangat indah saat ku mengenalnya, saat aku ada di
dekatnya, saat kita bercanda dan tertawa bersama. Aku bahagia sejak
pertama kali aku bertemu dengannya, Dia farrel sahabatku, sahabat yang
selalu ada untukku, kita bersahabat sejak kelas 1 SMP. Aku dan dia
begitu dekat, bahkan kita dijuluki “friendship couple” sama teman-teman
baik di sekolah atau diluar sekolah, setiap hari ku rangkai kisah-kisah
indah bersamanya. Persahabatan kita selalu saja menuai kebahagiaan, tak
ada masalah apapun, sampai akhirnya farrelku harus pergi tepat di hari
kenaikan kelas, yang selalu saja menjadikan goresan hitam dalam memory
hidupku. . . . .
To be continue. . . . .
2 tahun lalu di bandung. . . .
Daun-daun
banyak berguguran menyambut musim kemarau, aku sedang menikmati waktu
santaiku dengan berdiam diri di teras rumah, sambil menikmati camilan
sambil menunggu sahabatku datang. . . . aku senyum-senyum sendiri kala
itu, aku sangat menanti kehadirannya, setelah melewati masa liburan
kenaikan kelas yang mayoritas 2 minggu lamanya, hari ini dia janji akan
datang. Sebagai ganti waktu liburan kemarin, karena dia sama sekali
mtak menemuiku. . . . . dia hanya bisa menelfonku setiap harinya.
2
jam berlalu. . . . aku mulai resah menunggunya, hari ini pun menjadi
hari kenaikan kelas yang hampa tanpa dia. . . .bersamaan dengan itu
terdengar suara dering backtone di ponsel ibuku. Ibuku segera menerima
panggilan masuk itu. .ternyata dari orang tuanya farrel, untuk
memberitahu ketidakhadiran farrel hari ini. Ibu segera mendatangiku dan
menyampaikan kabar bahwa farrel masuk rumah sakit, aku lansung bersiap
dan barangkat bersama orang tuaku ke rumah sakit yang disebutkan oleh
orang tua farrel. . . .
“Aku binggung. . . . . aku takut . . . . .ada apa sebenarnya dengan sahabatku. . . . ???” batinku.
---------------------------------------------------------
Kususuri
gedung putih besar itu penuh jeritan dan tangis, aku berlari menyusuri
setiap lorong mencari sebuh kamar bernomorkan “mawar 197 A” sesuai
dengan yang di bicarakan resepsionist bicarakan pada ibuku, begitu ku
temui ruangan itu aku lansung masuk ke dalamnya disana aku menjumpai
sahabatku yang sedang berbaring tak berdaya, di ruangan putih yang serba
elit ini aku segera duduk dan bicara kepadanya. . . . .”farrel. . .
kamu kenapa? Kok ada di sini?” sejenak suasana hening. Memang hanya ada
aku dan farrel di ruangan ini,. ”aku tidak apa-apa kok sayna,…Cuma
kecapean aja kali, . . . . “
Air mataku deras mengalir, sungguh
tak kuasa aku melihat setengah jiwaku dalam keadaan seperti ini, dia
memang sahabatku, tapi aku merasa dia bukan hanya sekedar sahabat di
diriku tapi juga di hatiku,. Karna sungguh aku mencintainya. . . .
Akhirnya
apa yang sejak tadi menganggu pikiranku terjawab, aku tahu dari orang
tua farrel bahwa sejak 3 tahun lalu farrel di ketahui terserang virus
Leukemia-1 dan sekarang ini sudah memasuki stadium akhir,. Dan dokter
mengatakan bahwa kesempatan farrel untuk ertahan sudah tidak
memungkinkan lagi.
Benar saja apa yang dokter katakan, 12 jam
setelah aku mendengar vonis itu. Farrelku benar-benar pergi dia telah
menghadap ilahi dalam surge hatinya. . . .
----------------------------------------------------------
Air
mataku yang sempat terhenti mengalir deras kembali mengiringi
kepergiannya, kepergian yang tak ada asalnya dan tak mungkin kembali
lagi, sekaligus menjadi akhir pertemuan kita. Dia pergi meninggalkanku
dengan senyuman manisnya yang tidak akan pernah bisa aku lupakan, tak
ada pesan, tak ada kata terakhir, yang ada hanya sepucuk surat yang dia
titipkan kepada orang tuanya untukku. . . .
Satelah surat
ditangan,. Ku ayunkan jari-jari mungilku untuk membukanya, ku diam
mencoba memahami setiap utir kata yang sengaja dia rangkai untukku. . .
. . .
^^^untuk gadis bermata biru dalam naungannya “Sayna Hera
Felnita”. Lukamu
adalah lukaku, tangismu adalah kepedihanku, kau adalah
bahagiaku, dari dirimu ku
temukan diriku,”Ma’afkan aku sayn… jika aku salah mencintaimu, aku tak
tahu apa arti diriku ini tanpamu,, apa arti jiwaku yang telah kau
bawa….? Dan aku sangat berharap kau bias menerima perasaanku yang indah
dan tak bersalah ini…..
Sahabat hatimu
Farrel ar-razy fabianel putra ^^^
Oh
tuhan. . . .hati ini terasa tergores sembilu dan disayatnya
berkali-kali, aku tak menyangka jika selama ini kita mempunyai perasaan
yang sama, aku yang selalu merasa rindu kala dia jauh, dan tanpa ku tahu
dia pun merasa resah saat aku tak bersamanya,. Ku tak pernah menyangka
semua akan berakhir setragis ini, tanpa aku bisa membalas perasaan yang
semestinya membahagiakanku…. Sebuah perasaan yang seharusnya ku balas
dengan senyuman manja kini berganti dengan tangis kehilangan. Tanpa aku
bisa membahagiakannya dan merangkai senyumnya dengan cinta yang terpatri
ini.
Pada akhirnya secara rela ataupun tidak, kulepas dia menuju
nirwana abadi, dimana kulihat raganya tertidur dengan tenang dan
diam,dan kulihat pula jiwanya yang naik di arsy surge bersama
burung-burung nan indah serta bidadari-bidadari yang cantik. Begitu
indah bayangan surga hati-Nya menurutku tanpa aku tahu pasti kenikmatan
surga itu seperti apa sebenarnya.
------------------------------------------------------------------
Hari-hariku
berikutnya terasa sepi tanpa farrel tak mampu aku menggantinya, atau
mencari sosok baru untuk hidupku,aku juga tak ada niat untuk maju dari
kehampaan ini. Kepergiannya yang terlalu cepat memberatkan langkahku
untuk maju, merubah alur hidupku yang dulu selalu bersamanya. . .
Suasana
hening sesaat,aku larut dalam kesunyian jiwa, dering lagu mengalun
indah dalam jiwa, Ku goreskan tinta-tinta tak bernyawa untuk mengusir
kegundahannya disana, menciptakan ungkapan indah untuknya. . . kekasihku
^^^Untuk
Pangeranku dalam surga abadi milik tuhan “farrel ar-razy fabianel
putra”. Pertemuan kita bukan hanya sebuah kenangan
manis,akan tetapi juga sebuah akhir yang membawa tangis, Ku relakan kau
pergi membawa cintamu,karena aku disini setia menjaga cintaku untukmu. .
. .
Ma’afkan aku yang tak pernah tahu sejak awal tentang
perasaanmu, tak pernah sadar akan perhatian dan kasih sayangmu selama
ini, dan aku bersaksi bahwa tak pernah sekalipun ku sesalkan setetes
cinta tulusmu yang kau hadirkan di air kehidupanku. Cinta yang abadi
karena kau telah pergi, akan kun anti dirimu kembali bersamaku walau
kini kau telah ada dalam dekapan keabadian, akan ku temani setiap
malammu dengan panjatan do’aku sayang. .
Kekasihmu
Sayna hera felnita^^^
--------------------------------------------------------------
Pertemuan
dan akhir yang indah, membawa isak tangis dan deru tawa,ku susuri jalan
terjal nan berliku menuju tempat abadi dihatinya, ku sampaikan salam
lewat burung-burung yang beterbangan menghiasi langit luas.
Selama
beberapa tahun belakangan ini, ku jalani hidup tanpa dia, tanpa
raganya,tanpa suara dan senyumannya,. Namun bagiku dia masih saja ada.
Butiran kata-kata sumber semangatnya yang selalu ku kenang dan kini
menjadi pedoman dalam hidupku. Hingga aku benar-benar merelakannya….
-----kata indah bermakna 19 july 2001
“Say.
. . kalau kau ingin bahagia, kau harus bisa meninggalkan apa yang sudah
terjadi di belakangmu. Memang apa yang terjadi di masa lalu,secara
sadar atau tidak telah membentuk dirimu yang sekarang, tapi kau harus
tetap dalam pendirianmu,kau ga’ boleh terlarut di dalamnyatapi jadikan
semua pengalaman itu sebagai pengisi kisah hidupmu”
Bukan siapa yang lebih dekat atau lebih dulu kenal, tapi Siapa yang selalu ada dan tidak pernah pergi :)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Koneksi Antar Materi Modul 3.1 - "Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran"
Pada hakikatnya, dalam membuat keputusan, kita sebagai pemimpin seyogjanya harus mengutamakan nilai-nilai kebajikan dan kebutuhan pesert...
-
Pada hakikatnya, dalam membuat keputusan, kita sebagai pemimpin seyogjanya harus mengutamakan nilai-nilai kebajikan dan kebutuhan pesert...
-
This film was the first and the last film presented by Jonathan Alvin Heeii. This my first movie... maybe last to... Sebelum dimulai....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar